Madrasah Ibtidaiyah 6 Tahun Tambakboyo Sumber di dirikan oleh tokoh-tokoh NU Ranting Tambakboyo. Sebelumnya hanya ada Madrasah Diniyah, yang santrinya hanya dari kalangan Tambakboyo dan sekitarnya. Untuk meningkatkan kualitas dari santri khususnya warga NU, maka Pengurus Syuriah NU yang waktu itu di pegang oleh Bp. KH. Tamami mengikuti Turba NU wilayah. Dalam penyampaiannya bahwa perlu membuat sebuah lembaga pendidikan formal bagi seluruh warga NU.
Atas dasar tersebut akhirnya sepakat untuk mengumpulkan tokoh masyarakat untuk membentuk lembaga pendidikan formal pada Tahun 1966. Akhirnya inisiatif tersebut di setujui dan sekaligus membentuk Pengurus lembaga pendidikan pada waktu itu dan diberi nama Madrasah Ibtidaiyah 6 Tahun Tambakboyo. Dengan Bp. Imam Nawawi sebagai Ketua yang kebetulan juga merangkap sebagai Syuriah NU Ranting Tambakboyo, sedangkan Tanfidnya adalah Bp. Abd. Majid. Adapun yang memegang Kepala Madrasah pada kesempatan itu adalah Bp. Abidin.
Madrasah Ibtidaiyah 6 Tahun Tambakboyo berlokasi di depan Masjid Darun Najah dengan memakai 2 kelas untuk proses pembelajaran awal didirikannya Madrasah. Kemudian dengan terus bertambahnya jumlah murid akhirnya dibangunlah 2 lokal gedung untuk menampung seluruh murid. Keberadaan MI 6 Tahun Tambakboyo ini cukup mendapat respon positif dari masyarakat. Hal ini terlihat dari jumlah murid yang perkembangannya cukup pesat. Sejak didirikan, MI 6 Tahun mengalamai kejayaan dalam perolehan dan jumlah murid pada Tahun 1965 yakni ± 260 siswa (saat berlangsungnya perebutan kekuasaan Gerakan 30 September), sehingga untuk menyelamatkan diri dan menghilangkan jejak dari Pemerintah, maka banyak orang tua yang memasukkan putranya ke Madrasah Ibtidaiyah. Tahun-tahun berikutnya MI 6 Tahun mengalami kemunduran baik dalam perolehan dan jumlah murid maupun dalam prestasi akademik dan prestasi non akademiknya. Hal itu di akibatkan oleh situasi pada saat itu yang tidak mendukung (intimidasi Golkar zaman orde baru). MI 6 Tahun Tambakboyo didirikan pada tahun 1968, pada perkembangannya keberadaan MI ini mendapat respon positif dari masyarakat setempat, hal ini terbukti dengan jumlah siswa setiap tahunnya bertambah serta berbagai prestasi baik di bidang akademik dan non akademik di tingkat kabupaten dan propinsi